Legenda sejarah pembangunan gampong Sapik diawali oleh keinginan sekelompok orang yakni sekitar abad 1 masehi. Menurut uraian Ir. Bukhari. RA, M,Eng, dkk dalam bukunya “Kluet dalam Bayang-bayang Sejarah”, asal mulanya penduduk dikawasan Kluet termasuk Gampong Sapik, mayoritas terdiri dari keturunan para korban banjir laut bangko yang menyelematkan diri ke arah kluet, yaitu kearah barat laut dari laut bangko. Dan ada juga pedatang yang singgah kemudian dari berbagai pelosok seperti Sumatera Barat, Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan lain-lain. Mereka ini kemudian menetap dan berbaur dengan pendatang sebelumnya. Dari komunitas inilah yang kemudian membentuk dan mebangun pemukiman-pemukiman baru termasuk Gampong Sapik.
Pada perjalanannya Gampong Sapik tercatat dalam sejarah perjuangan heroik melawan penjajahan belanda, dimana pada saat ini kita dapat melihat saksi sejarah kuburan makam pahlawan, panglima Rajo Lelo V dan pasukannya yang gugur saat bertempur melawan pasukan penjajah belanda yang dikomandoi oleh Kapten. J. Faris. Kapten J. Faris sendiri dan pasukannya juga tewas dalam pertempuran satu lawan satu yang terjadi di daerah dataran sawah kelulum Gampong Sapik. Makam tersebut berada tepat dimana saat pertempuran itu terjadi yaitu tepatnya “Keululum” Jalan Pahlawan Dusun Manggis Gampong Sapik Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan atau lebih kurang satu kilo meter dari jalan raya Paya Dapur.
Saat ini Gampong Sapik khususnya dan Kecamatan Kluet Timur umumnya, secara ekonomi sungguh sangat memprihatinkan kita semua.Lebih kurang 60 % masyarakat Gampong Sapik hidup dibawah garis kemiskinan (miskin dan sangat miskin). Karena factor ekonomi adalah hal yang paling pokok dalam menata kehidupan, maka sudah barang tentu sector-sektor lain pun ikut terlantar dan tertinggal.
Berawal dari tidak berfungsinya irigasi paya dapur yang merupakan satu-satunya irigasi penunjang pengairan sawah masyarakat, di 4 (empat) Gampong wilayah barat Kecamatan Kluet Timur yaitu, Gampong Paya Dapur, Gampong Alai, Gampong Durian Kawan dan Gampong Sapik. Sehingga menjadi awal bencana bagi mayoritas masyarakat Gampong Sapik dan juga Gampong lainnya, sebagai petani harus menerima gagal panen. Dari tahun ke tahun hasil panen terus merosot. Lahan-lahan sawah juga tidak bisa lagi digarap karena sudah menjadi daratan (seperti lahan perkebunan). Kemudian sawah-sawah yang masih bisa digarap pun tanamannya akan diserang berbagai mancam hama, seperti tikus, hama pemakan urat padi dan lain-lain. Hal ini disebabkan sawah-sawah tersebut tidak bisa digenangi air. Dari semua factor ini, penghasil petani merosot hingga dibawah 50 % dari hasil normal. Bahkan ada beberapa tahun semasa konflik, panen sawah bisa dikatakan gagal total.
Konflik yang terjadi di Aceh secara berkepanjangan, tentunya juga menjadi salah satu factor penyebab kemerosotan ini. Karena selain ratusan hektar sawah yang tidak bisa digarap dengan kondisi irigasi yang tidak berfungsi, juga banyak lahan sawah dan kebun masyarakat yang jadi hutan belantara. Hal ini disebabkan pada waktu konflik masyarakat tidak berani untuk menggarap lahannya yang jauh dari pemukiman. Kemudian banyak fasilitas penunjang yang hacur dan terbengkalai.
Setelah konflik usai, MoU perdamaian di Aceh berhasil dicapai dengan di tanda tanganinya perjanjian Helshiki oleh GAM dan RI, Gampong Sapik dan Kluet Timur masih saja terpuruk. Walau harus kita akui sudah lebih baik dari sebelumya. Masih ada secercah harapan pada esok hari di angan-angan masyarakat Gampong Sapik, dan masih ada mimpi-mimpi yang mungkin dapat diraih untuk menjadi kenyataan. Potensinya terbentang luas, terdiri dari berbagai sector kehidupan, yang tentunya masih dapat kita gali. Hanya saja angan itu belumlah mendapat sebuah jawaban. Mimpi-mimpi itu belum menjadi kenyataan. Potensi-potensi yang ada perlu jamahan dan sentuhan tangan para pihak, baik masyarakat itu sendiri pemerintahan daerah, pemerintah pusat, LSM dan swasta apalagi para pihak yang secara langsung mempunyai tugas pokok pada program peningkatan ekonomi masyarakat, peningaktan mutu pendidikan, peningkatan mutu kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum. Dengan keterpaduan antar pihak, dan dimulai dengan penggalian potensi y
Berbagai upaya pelayanan masalah kesejahteraan social ekonomi telah dilaksanakandan secara bertahap dari tahun ketahun sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah, namun masih ada beberapa masalah kesejahteraan social ekonomi yang masih perlu perhatian yang lebih serius, antara lain masih banyaknya penduduk yang tergolong kategori keluarga miskin, rawan sosial ekonomi dan sulitnya mendapatkan lapangan kerja. Maka dalam rangka meningkatkan pelayanan social ekonomi yang lebih adil khususnya bagi keluarga miskin perlu memberdayakan keluarga miskin melalui program-program perluasan dan pembenahan imfrastruktur lahan pertanian,seperti Optimalisassi lahan sawah,irigasi dan jalan-jalan tani.